sejak subuh aku sudah peluk lutut menghadap gelombang datang bergantian
di sebelah sana ombak-ombak kecil agak besar berjuang merobohkan karang yang sepertinya mulai keropos
merah pendar dengan lembut menggurat lukisan godong kelapa di pasir putih
bersamaan kuntul berbaris di antara kesibukan angin pagi
aku kedinginan
namun sudah terlanjur terlena dengan kemesraan ini
oh angin,tebing,dan gelombang yang sedang berguling-guling
peluklah khayalku yang labil
agar sekiranya ketika mereka terbang telah ada tempat untuk bernyanyi
biar dendangnya dapat mengalun dengan merdu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar